.link-list { font-family: Arial, sans-serif; font-size: 16px; border: 1px solid #ccc; border-radius: 5px; background-color: #fff; padding: 10px; margin: 20px; } .link-list ul { list-style: none; margin: 0; padding: 0; } .link-list li { margin-bottom: 10px; } .link-list a { text-decoration: none; color: #148199; transition: all 0.3s ease; } .link-list a:hover { color: #c0392b; }
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketegangan Etnik

Di dalam suatu masyarakat atau negara, terdapat beberapa kelompok etnik yang berbeda. Di beberapa negara, identitas etnik dapat memengaruhi status sosial dan kekuasaan seseorang. Misalnya,

1. Orang-orang keturunan Korea yang ada di Jepang selalu mendapat perlakuan diskriminatif oleh orang-orang Jepang asli.

Di Indonesia pada masa penjajahan Belanda, juga pernah terjadi diskriminasi etnik. Pemerintahan penjajah yang berkuasa saat itu membedakan perlakuan mereka terhadap etnik kulit putih (Eropa), etnik Cina, dan etnik pribumi. Dampaknya masih terasa hingga Indonesia merdeka.

3. Warga keturunan Cina menguasai perekonomian nasional. Hampir semua sektor industri dan perdagangan dikuasai warga keturunan Cina. Hal ini menimbulkan kecemburuan sosial.

Pada tahun 1974, ketegangan etnik meledak sehingga terjadi aksi pembakaran sarana usaha milik keturunan Cina di berbagai kota besar di Indonesia. Pada tahun 1998 kejadian yang sama terulang.

Ketegangan etnik sungguh tidak menguntungkan pihak manapun. Baik kaum pribumi, pemerintah, dan apalagi warga keturunan Cina yang menjadi korban.

Kejadian seperti itu, membuat para pemilik modal lari ke luar negeri, pertumbuhan ekonomi pun tersendat. Oleh karena itu, perlu dicari pemecahan yang paling baik, yaitu menghilangkan faktor-faktor penyebab ketegangan etnik.

Di sisi lain, kelompok etnik yang terlalu berpegang teguh kepada kebiasaan dan nilai-nilai asli mereka, dapat mengancam kesatuan nasional suatu negara. Misalnya, kelompok-kelompok sosial dengan latar belakang etnik berbeda yang hidup bertetangga.

Tidak jarang terjadi kesalahpahaman dan prasangka buruk yang membuat kedua pihak saling berselisih.
Contohnya, konflik yang terjadi di antara Suku Dayak dan Madura di Sampit, Kalimantan Tengah.
close