Widget HTML #1

Proses Perubahan Sosial

Ada 2 teori untuk menjelaskan hakikat atau proses perubahan sosial yaitu:

1. Teori fungsional


Dalam teori fungsional, perubahan dianggap sebagai suatu yang konstan dan mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan itu berhenti pada saat perubahan tersebut telah diintegrasikan ke dalam kebudayaan. Perubahan yang bermanfaat (fungsional) diterima dan yang tidak bermanfaat (disfungsional) ditolak.

Teori Fungsional: 

1.Setiap masyarakat relatif bersifat stabil.

2.Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat.

3.Setiap masyarakat pada umumnya relatif terintegrasi.

4.Kestabilan sosial bergantung kepadakesepakatan (konsensus) di kalangan anggota.

2. Teori konflik


Dalam teori konflik, yang bersifat konstan adalah konflik sosial, bukan perubahan sosial. Artinya, masyarakat selalu mengalami konflik terus-menerus. Perubahan hanya merupakan akibat adanya konflik sosial. Karena konflik berlangsung terus-menerus, maka perubahan juga berlangsung terus-menerus. Perubahan menciptakan kelompok baru dan kelas sosial baru. Konflik antar-kelompok dan antarkelas sosial menciptakan perubahan berikutnya. Setiap perubahan menunjukkan keberhasilan kelompok atau kelas sosial pemenang dalam memaksakan kehendaknya terhadap kelompok atau kelas sosial lainnya.

Teori Konflik:

1.Setiap masyarakat terus-menerus berubah.

2.Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat.

3.Setiap masyarakat selalu berada dalam ketegangan dan konflik.

4.Kestabilan sosial bergantung kepada tekanan terhadap yang satu oleh yang lainnya.

Perlu diingat bahwa perubahan harus dibedakan dengan kemajuan. Sebab, kemajuan mengandung maksud sebagai suatu penilaian mengenai perubahan.

Kemajuan (progress) berarti perubahan ke arah yang dikehendaki oleh orang yang setuju terhadap perubahan.

Akan tetapi, orang yang tidak setuju pada perubahan akan mengatakannya sebagai kemunduran (regress). Dengan kata lain, perubahan tidak selalu berupa kemajuan. Oleh karena itu, istilah perubahan lebih tepat digunakan daripada kemajuan.

Dalam skala luas (makro), masyarakat berubah melalui tahap-tahap tertentu:

1. Pada awalnya, masyarakat hidup dalam kesederhanaan, kemudian meningkat menjadi agak lebih maju, dan akhirnya mencapai tahap modern. Masyarakat sederhana (primitif) terjadi pada masa prasejarah, ketika manusia hidup dalam peradaban zaman batu, belum mengenal tulisan dan teknologi, mereka hidup mengembara, mencari makanan dengan berburu, dan mengumpulkan buah-buahan liar.

2. Pada tahap perkembangan madya, masyarakat mulai tinggal menetap karena telah mengembangkan teknologi pertanian sederhana. Mereka mengolah lahan dan memelihara ternak, walaupun secara tradisional.

3. Akhirnya, masyarakat memasuki tahap industrialisasi modern. Selanjutnya, masyarakat akan semakin maju atau justru semakin mundur sehingga mengalami kehancuran. Matinya peradaban kuno di Mahenjo Oaro, Harapa, Mesir kuno, dan lain-lain merupakan contoh masyarakat yang telah mati. Peradabannya pun tinggal puing-puing.
Share link ini agar bermanfaat bagi banyak orang.
"Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkahNya tercurah kepada kita semua."
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh