Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bahan Penyusun Tanah

Bahan Penyusun Tanah - Sebagai suatu sistem tubuh alam, tanah mengandung berbagai komponen yang menunjang kehidupan makhluk hidup.

Tanah merupakan bagian paling atas dari lapisan kerak Bumi. Tubuh tanah terdiri atas batuan yang telah mengalami pelapukan, kemudian bercampur dengan sisa-sisa bahan organik, air, dan udara, serta mengalami proses fisika dan kimia membentuk lapisan tanah.

Bahan Penyusun Tanah



Tanah adalah suatu tubuh alam atau gabungan tubuh alam sebagai hasil perpaduan proses, yaitu gaya perusakan dan pembangunan.

Proses perusakan meliputi pelapukan dan pembusukan bahan-bahan organik, sedangkan proses pembangunan meliputi pembentukan mineral-mineral baru dari batuan induk, misalnya unsur hara dan lempung.

Sebagai suatu sistem tubuh alam, tanah tersusun atas lima komponen utama, yaitu sebagai berikut.

a. Partikel mineral (fraksi anorganik). Merupakan hasil perom- bakan bahan-bahan batuan dan bahan anorganik yang terdapat di permukaan Bumi.
b. Bahan organik (humus). Berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang, serta berbagai hasil kotoran binatang.
c. Unsur air.
d. Udara dalam tanah.
e. Kehidupan jasad renik atau mikroorganisme seperti cacing tanah, bakteri, dan jamur.
Komposisi tanah yang paling optimal bagi pertumbuhan tanaman terdiri atas 45% mineral (hara), 20%–30% udara dan air, dan sekitar 5% bahan organik.

Berdasarkan perbandingan kandungan mineral hara dan bahan organiknya, secara umum tanah dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu sebagai berikut.

a. Tanah Mineral, yaitu kelompok tanah yang kandungan bahan organiknya kurang dari 20% atau yang memiliki lapisan bahan organik dengan ketebalan kurang dari 30 cm. Contoh tanah mineral antara lain golongan alfisol, aridisol, entisol, inceptisol, mollisol, oxisol, spodosol, ultisol, dan vertisol.

b. Tanah Organik, yaitu tanah yang kandungan bahan organiknya lebih dari 65% atau dengan kata lain masih mengandung bahan organik hingga kedalaman 1 meter, jika tanah belum diolah.
Untuk keperluan analisis tanah seperti penelaahan tingkat kesuburan, kelembapan, porositas, dan kandungan mineral unsur hara, kita memerlukan gambaran yang jelas mengenai kondisi fisika dan kimia lapisan-lapisan tanah.

Gambaran tersebut dapat diperoleh melalui cara membuat penampang atau profil tanah yang merupakan irisan melintang dari tubuh tanah yang memperlihatkan lapisan atau horizon-horizon tanah. Profil dibuat dengan cara menggali tanah yang ukurannya sekitar satu meter persegi sampai kedalaman tertentu, sesuai dengan ketebalan tanah dan tingkat kebutuhan analisisnya.

Secara umum, horizon tanah dibedakan ke dalam lima lapisan  utama, yaitu sebagai berikut.

a. Horizon O. Lapisan bahan organik dengan ketebalan hanya beberapa centimeter saja dari permukaan. Lapisan organik ini sangat kaya akan humus penyubur tanah. Ciri khas horizon O adalah warnanya yang gelap (coklat sampai kehitam-hitaman) dan terdiri atas sisa-sisa mahluk hidup, seperti ranting-ranting dan daun yang telah membusuk.

b. Horizon A. Merupakan lapisan tanah bagian atas (top soil) dengan rata-rata ketebalan antara 20–35 cm. Horizon A masih relatif subur jika dibandingkan dengan lapisan-lapisan lain di bawahnya. Horizon A sering dinamakan pula zone eluviasi yaitu wilayah pencucian partikel-partikel tanah oleh air hujan, terutama partikel debu dan liat yang butirannya sangat halus.

c. Horizon B atau sering disebut subsoil. Merupakan zone iluviasi artinya tempat pengendapan partikel tanah yang mengalami pencucian dan terlarut dalam air dari horizon A. Lapisan subsoil ditandai dengan warnanya yang lebih terang, karena bahan- bahan organiknya sangat kurang bahkan tidak ada. Oleh karena itu, subsoil merupakan lapisan tanah dangan tingkat kesuburan rendah.

d. Horizon C. Dinamakan pula zone regolit yaitu lapisan batuan dasar yang mulai mengalami penghancuran dan pelapukan.

e. Horizon D. Lapisan batuan dasar yang masih pejal dan utuh karena belum mengalami proses pelapukan.