.link-list { font-family: Arial, sans-serif; font-size: 16px; border: 1px solid #ccc; border-radius: 5px; background-color: #fff; padding: 10px; margin: 20px; } .link-list ul { list-style: none; margin: 0; padding: 0; } .link-list li { margin-bottom: 10px; } .link-list a { text-decoration: none; color: #148199; transition: all 0.3s ease; } .link-list a:hover { color: #c0392b; }
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor Penyebab Kelangkaan Sumber Ekonomi

Beragamnya kebutuhan hidup dan terbatasnya sumber ekonomi atau barang dan jasa menjadikan manusia harus berusaha mencari jalan keluar. Barang dan jasa merupakan sumber daya ekonomi yang jumlahnya terbatas atau langka. Langka berarti jumlahnya relatif sedikit dibanding dengan jumlah yang dibutuhkan manusia.

Untuk menghasilkan barang dan jasa diperlukan usaha yang disebut produksi. Usaha produksi memerlukan sumber daya produksi. Sumber daya terdiri dari sumber-sumber alam (tanah, air, hutan, bahan-bahan tambang, dan sebagainya), sumber daya nara atau manusia (pengusaha, modal dan segala macam alat buatan manusia yang membantu dalam proses produksi). 

Sumber-sumber daya ini disebut faktor-faktor produksi karena diperlukan dalam proses produksi yang menghasilkan barang dan jasa. Terbatasnya sumber ekonomi membuat manusia melakukan segala usaha bahkan jika perlu dengan pengorbanan tertentu misalnya menghabiskan dana, tenaga, dan pikiran yang tidak sedikit, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. 

Adapun faktor penyebab kelangkaan sumber ekonomi itu, antara lain, kelangkaan sumber alam, tenaga kerja, serta modal dan teknologi.

1. Kelangkaan Sumber Alam


Tidak semua negara di dunia memiliki sumber alam yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan manusia. Bagi negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Belanda, dan negara maju lain, biasanya mengalami kelangkaan sumber alam berupa bahan mentah, misalnya minyak bumi, rempah-rempah, hasil hutan, dan hasil penangkapan dari laut. 

Sumber alami yang lain dan dianggap langka juga termasuk kategori sumber ekonomi, misalnya besi, perak, nikel, emas, tembaga, dan barang galian lainnya. Sumber ekonomi ini dapat diperjualbelikan dan tidak semua tanah dimuka bumi ini mengandung bahan tersebut. 


2. Kelangkaan Tenaga Kerja


Indonesia dengan jumlah penduduk 210 juta jiwa sebenarnya sangat po- tensial, apabila dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan. Hanya saja ada permasalahan mengenai tenaga kerja yang potensial sekaligus produktif. 

Permasalahan ketenagakerjaan di negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia, Brasilia, Kolumbia, India, dan negara berkembang lain adalah di satu sisi jumlahnya besar tetapi pada sisi lain masih kurang produktif. Artinya, mayoritas tenaga kerja yang ada di negara-negara itu memiliki sifat:

(a) kurang terdidik (tingkat pendidikan rendah), 
(b) kurang terlatih, 
(c) kurang pengalaman,
(d) kurang terampil, 
(e) kurang memiliki jiwa wiraswasta, dan 
(f) kurang kreatif.

Di Indonesia dan negara berkembang lainnya, tenaga ahli termasuk langka. Meskipun tenaga kerja banyak, kualifikasi yang dibutuhkan dunia kerja kurang memenuhi syarat. Penawaran tenaga kerja dari masyarakat terlalu banyak, sedangkan tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit.

3. Kelangkaan Modal dan Teknologi


a. Kelangkaan Modal

Kekurangan modal berupa uang untuk membiayai kegiatan produksi biasanya dihadapi negara miskin dan negara yang sedang berkembang, misalnya kendala modal untuk pengadaan bahan mentah, membayar gaji, dan pembayaran lainnya.

b. Kelangkaan Teknologi

Bagi negara yang sedang berkembang, teknologi dapat dikatakan masih langka sehingga perlu didatangkan dari negara maju. Teknologi dalam hal ini berupa alat produksi, yang lebih produktif dan lebih canggih. Sebenarnya di negara yang sedang berkembang teknologi itu ada, tetapi masih tradisional sehingga tingkat produksinya sangat terbatas, sedangkan yang dibutuhkan adalah teknologi yang produktivitasnya tinggi. Contohnya kita membeli mesin tenun dari Cina yang mampu berproduksi dengan cepat untuk menggantikan mesin tenun tradisional yang lebih lambat.
close