Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor Penyebab dan Dampak Inflasi

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB INFLASI
Faktor-faktor penyebab inflasi antara lain:
1) Kenaikan harga-harga barang.
2) Kenaikan biaya produksi.
3) Jumlah uang yang beredar banyak.
4) Jumlah barang yang tersedia lebih sedikit daripada jumlah uang.
5) Permintaan bertambah.
6) Pendapatan bertambah.
7) Bencana alam dan musibah skala besar.
8) Masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuannya (teori Keynes).
9) Imported inflation.
10) Perubahan struktur perekonomian negara.

PENYELESAIAN DAN DAMPAK INFLASI
Inflasi dapat diatasi melalui kebijakan-kebijakan moneter dan non-moneter.
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang berasal dari pemerintah dan dijalankan oleh bank sentral.

Tujuan utama kebijakan moneter adalah mengatasi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter antara lain:
1) Open Market Policy (Operasi Pasar Terbuka)
Dilakukan dengan penjualan obligasi, SBI dan SPBU.
2) Cash Ratio Policy
Dilakukan dengan menaikkan cadangan kas minimum.
3) Discount Policy (Kebijakan Diskonto)
Dilakukan dengan menaikkan suku bunga agar banyak masyarakat yang menabung.
4) Kredit selektif
Dilakukan dengan memberi kredit kepada yang sifatnya produksi, bukan konsumsi.

Kebijakan fiskal/pajak adalah kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dan perpajakan, dilakukan dengan:
1) Menaikkan pajak dari PPN, PPnBM, PBB, PPh, dan lain-lain.
2) Mengurangi pengeluaran negara dengan politik fiskal melalui APBN.
Kebijakan non-moneter dan non-fiskal adalah kebijakan riil diluar kebijakan moneter dan fiskal.

Kebijakan ini dilakukan dengan:
1) Menaikkan hasil produksi, dengan tujuan agar jumlah barang dan jumlah uang seimbang, dan memenuhi permintaan masyarakat.
2) Kebijakan harga
a. Menentukan harga ekonomi tertinggi (saat inflasi),
b. Menentukan harga ekonomi terendah (saat deflasi).
Deflasi adalah kebalikan dari inflasi, yaitu suatu keadaan dimana harga turun dan nilai uang naik, dan jumlah uang yang beredar sedikit.

Dampak-dampak yang disebabkan oleh inflasi:
1) Investasi berkurang, sehingga harga-harga naik.
2) Mendorong tingkat bunga tinggi, sehingga keinginan untuk membuka usaha berkurang.
3) Mendorong tindakan spekulatif, para pemilik modal menyimpan barangnya dan kemudian menjualnya kembali.
4) Menimbulkan kegagalan pembangunan.
5) Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan.
6) Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang.
7) Menimbulkan defisit neraca pembayaran, dimana impor lebih banyak dari ekspor.
8) Turunnya nilai mata uang dalam negeri.
9) Menurunnya kesejahteraan masyarakat.