Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian dan Fungsi Uang

Uang adalah suatu benda atau alat tukar yang diterima oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatan pertukaran barang dengan barang atau lainnya.

Ciri-ciri uang agar penggunaannya efisien:
1) Tahan lama (durability).
2) Diterima oleh masyarakat umum tanpa keraguan (acceptability).
3) Ringan dan mudah dibawa/mudah dipindahkan (portability).
4) Mudah dibagai tanpa mengurangi nilainya (divisibility).
5) Kualitas setiap uang cenderung sama (uniformity).
6) Nilainya cenderung stabil (stability of value).
7) Tidak mudah dipalsukan (scarcity).

Fungsi Uang

Fungsi uang terbagi menjadi dua, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi asli uang antara lain:
1) Uang sebagai alat tukar, menggantikan sistem barter.
2) Uang sebagai satuan hitung, yaitu mengukur tingkat nilai suatu barang dengan barang lain.

Contoh: Harga pensil Rp 2.000,- sedangkan harga buku Rp 100.000,-, berarti buku nilainya lebih besar dibanding pensil.

Fungsi turunan uang antara lain:

1) Sebagai alat pembayaran yang sah.
2) Sebagai alat pembayaran hutang.
3) Sebagai alat penimbun kekayaan.
4) Sebagai alat pengalih kekayaan.
5) Sebagai standar dan ukuran pembayaran di masa depan.
6) Sebagai alat untuk menabung.
7) Sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi.


Nilai dan Jenis-jenis Uang

Nilai uang terdiri dari:

1) Nilai intrinsik, nilai yang digunakan untuk membuat uang (harga bahannya).
2) Nilai nominal, nilai yang tertera pada uang.
3) Nilai internal/tukar, nilai yang menunjuk-kan daya beli uang.
4) Nilai eksternal, nilai uang bila dibandikan dengan valuta asing.

Jenis-jenis uang terbagi berdasarkan bahan pembuat, nilai uang, pihak yang mengeluarkan, dan negara yang mengeluarkan.

Berdasarkan bahan pembuatnya, uang terbagi menjadi:
1) Uang logam
Yaitu uang yang terbuat dari logam yang tahan lama, mudah dikenali, dan dibagi-bagi, misalnya emas atau perak.
Di zaman sekarang, uang logam sudah tidak buat dari emas atau perak, melainkan nikel atau alumunium, dan nilainya dilihat dari nominalnya.
2) Uang kertas
Yaitu uang yang terbuat dari kertas atau menyerupai kertas yang penggunaannya diatur UU dan kebiasaan.

Berdasarkan nilai uang, uang terbagi menjadi:
1) Uang bernilai penuh (full bodied money)
Yaitu uang yang nilai nominalnya sama dengan nilai intrinsiknya.
Contoh: uang dinar (emas).
2) Uang tidak bernilai penuh/tanda (token money)
Yaitu uang yang nilai nominalnya lebih besar daripada nilai intrinsiknya.
Contoh: uang kertas.

Berdasarkan pihak yang membuat, uang terbagi menjadi:

1) Uang kartal
Yaitu uang logam atau kertas yang dikeluarkan bank sentral untuk melakukan transaksi jual-beli sehari-hari.

2) Uang giral
Yaitu alat pembayaran yang berupa cek, bilyet giro yang dikeluarkan bank umum untuk alat pembayaran. Cek dan bilyet giro ditarik dari simpanan atau deposito di bank umum.

Berdasarkan negara yang mengeluarkan, uang terbagi menjadi:

1) Uang dalam negeri
Yaitu uang yang dibuat suatu negara dan berlaku dalam negara tersebut.

2) Uang luar negeri
Yaitu uang yang beredar di suatu negara, tetapi dibuat oleh negara lain.


Peredaran Uang

Tingkat likuiditas adalah tingkat yang menunjukkan kemudahan suatu aset untuk diubah menjadi alat tukar. Jika suatu aset mudah diubah menjadi alat tukar, maka semakin mudah aset tersebut mempertahan-kan nilainya, dan aset tersebut semakin likuid.

Jumlah uang yang beredar dapat dilihat dari arti sempit dan arti luas.
1) Dalam arti sempit (narrow money) [M1]
Uang yang beredar adalah semua kewajiban sistem moneter (bank sentral dan bank umum) kepada sektor masyarakat. Jadi, uang yang beredar di masyarakat uang kartal dan uang giral.

2) Dalam arti luas (broad money) [M2], uang kertas yang beredar adalah uang M1 dan uang kuasi (tabungan dan deposito).

Secara teknis, uang yang beredar tetaplah uang yang benar-benar dipegang masyarakat. Jumlah uang yang beredar menunjukkan perkembangan ekonomi suatu negara. Menurut Irving Fisher, jumlah uang yang beredar berkaitan dengan inflasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar antara lain:

1) Kebijakan bank sentral berupa kebijakan moneter:
a. Open Market Policy (Operasi Pasar Terbuka), dilakukan dengan pen-jualan obligasi, SBI dan SPBU.
b. Cash Ratio Policy, dilakukan dengan menaikkan cadangan kas minimum.
c. Discount Policy (Kebijakan Diskonto), dilakukan dengan menaikkan suku bunga agar masyarakat menabung.
d. Kredit selektif, dilakukan dengan memberi kredit kepada yang sifatnya produksi, bukan konsumsi.
e. Pencetakan uang, dapat dilakukan dengan menambah atau membatasi pencetakan uang.
f. Sanering, pemotongan nilai mata uang.

2) Pengaruh luar negeri, misalnya pinjaman luar negeri.

3) Surplus perdagangan ekspor-impor.

4) Pajak.

5) Tingkat pendapatan masyarakat.

6) Selera konsumen.

7) Harga barang.


Teori Nilai Uang

Teori nilai uang terbagi menjadi teori uang statis dan uang dinamis. Teori uang statis (teori kualitatif statis) adalah teori uang yang tidak mem-persoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi.

Teori uang statis menjawab pertanyaan:

1) Apakah sebenarnya uang?
2) Mengapa uang itu ada harganya?
3) Mengapa uang itu sampai beredar?

Teori uang statis antara lain:

1) Teori metalisme (intrinsik)
2) Teori konvensi (perjanjian)
3) Teori nominalisme

M1 = C + D
M1 = jumlah yang yang beredar dalam arti sempit
C = uang kartal
D = uang giral

M2 = M1 + TD
M2 = jumlah yang yang beredar dalam arti luas
M1 = jumlah uang yang beredar dalam arti sempit
TD = uang kuasi (time deposite)

M × V = P × Y
M = jumlah uang yang beredar
V = kecepatan peredaran uang
P = tingkat harga
Y = PDB riil

Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam yang dijadikan uang itu. Uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah pertukaran. Uang diterima berdasarkan daya belinya.

4) Teori negara

Teori uang dinamis (teori kualitatif statis) adalah teori uang yang mempersoalkan sebab terjadinya perubahan nilai uang. Teori uang dinamis antara lain:
1) Teori kuantitas dari David Ricardo
2) Teori kuantitas dari Irving Fisher
3) Teori cash and balance equation dari D.H. Robertson
4) Teori pendapatan atau preferensi likuiditas dari J.M. Keynes
5) Teori persediaan kas dari Alfred Marshall


Permintaan dan Penawaran Uang

Permintaan uang adalah jumlah uang yang diinginkan oleh seluruh masyarakat untuk mengadakan transaksi pada suatu wilayah dan waktu tertentu.
Penawaran uang adalah jumlah uang yang ada dan siap beredar untuk keperluan trasaksi bagi masyarakat pada suatu wilayah dan waktu tertentu.

Agar perekonomian dapat berjalan dengan baik, jumlah uang yang ada harus cukup untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan.

1) Bila uang kurang, kebutuhan masyarakat tidak terpenuhi, dan akan terjadi deflasi/resesi.

2) Bila uang berlebihan, harga-harga akan mengalami kenaikan, dan akan terjadi inflasi.

Faktor yang mempengaruhi permintaan uang dikemukakan teori pendapatan/preferensi likuiditas.
Motif-motif dalam memegang/menyimpan uang antara lain:

1) Motif transaksi (transaction motive)
Orang menyimpan uang untuk membayar transaksi sehari-hari.

2) Motif berjaga-jaga (precautionary motive)
Orang menyimpan uang karena merasa tidak pasti terhadap pendapatan yang tidak tetap.

3) Motif spekulasi (speculation motive)
Orang menyimpan uang karena berspekulasi akan ada resiko dalam investasi uangnya.


Faktor lain yang mempengaruhi permintaan uang:

1) Pendapatan
2) Tingkat suku bunga
3) Selera masyarakat
4) Harapan tentang harga barang
5) Sistem atau cara pembayaran yang berlaku
6) Alternatif bentuk kekayaan
7) Kecepatan peredaran uang

Faktor yang mempengaruhi penawaran uang:
1) Pendapatan
Makin tinggi pendapatan, maka makin banyak uang yang beredar. Uang muncul karena negara menetapkan alat tukar dan alat bayar tertentu, dan bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa undang-undang pembayaran yang disahkan.

2) Tingkat suku bunga
Makin tinggi tingkat suku bunga, maka banyak orang yang tertarik untuk menyimpan uang di bank, sehingga makin sedikit uang yang beredar.

3) Selera masyarakat
Kenaikan permintaan masyarakat terhadap suatu barang akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar.

4) Harga barang
Saat harga naik, maka peredaran uang makin cepat sehingga makin banyak uang yang beredar.

5) Fasilitas kredit
Makin tinggi tingkat penggunaan kredit, maka makin sedikit uang yang beredar.

6) Alternatif bentuk kekayaan
Makin banyak pilihan bentuk kekayaan masyarakat (saham, tabungan, tanah, dll.), maka makin sedikit uang yang beredar.

7) Jumlah penduduk
Makin banyak (padat) jumlah penduduk, makin banyak dan makin cepat uang beredar.
8) Keadaan geografis
Di perkotaan, uang yang beredar lebih banyak dan lebih cepat dibanding pedesaan.

9) Struktur ekonomi
Struktur ekonomi negara agraris berbeda dengan negara industri. Di negara industri, uang yang beredar lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan di negara agraris.

10) Perkembangan iptek
Di negara dengan iptek yang lebih maju, uang yang beredar lebih banyak dan lebih cepat dibanding negara yang menerapkan teknologi sederhana.

11) Globalisasi ekonomi
Semakin global dan arus modal ekonomi antarnegara yang semakin meningkat, uang yang beredar juga dipengaruhi oleh transaksi-transaksi internasional, dalam hal ini kurs uang mempengaruhi peredaran.


Skedul Permintaan dan Penawaran Uang

Skedul permintaan uang (money demand) [MD] adalah perubahan jumlah uang yang beredar dari sisi permintaan.
Contoh kurva skedul permintaan uang dan pergeserannya:
a. Skedul permintaan uang pada seseorang mendapatkan kenaikan gaji.
b. Skedul penawaran uang (money supply) [MS] adalah wewenang yang digunakan bank sentral untuk melakukan perubahan jumlah uang yang beredar dari sisi penawaran.

Menurut teori pendapatan/preferensi likuiditas, stabilitas jumlah uang yang beredar tidak dipengaruhi suku bunga, melainkan kebijakan bank sentral. Cara bank sentral mengubah jumlah uang yang beredar adalah dengan mengubah jumlah cadangan pada sistem perbankan dengan jual-beli obligasi pemerintah melalui operasi pasar terbuka.