.link-list { font-family: Arial, sans-serif; font-size: 16px; border: 1px solid #ccc; border-radius: 5px; background-color: #fff; padding: 10px; margin: 20px; } .link-list ul { list-style: none; margin: 0; padding: 0; } .link-list li { margin-bottom: 10px; } .link-list a { text-decoration: none; color: #148199; transition: all 0.3s ease; } .link-list a:hover { color: #c0392b; }
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Proses Sintesis Protein bagi Kehidupan

Hampir segala sesuatu yang terjadi di dalam sel dikendalikan oleh enzim. Enzim adalah zat protein. Seperti DNA dan RNA, protein adalah polimer. Namun, protein terdiri atas mata rantai yang jenisnya berbeda, yang disebut asam amino.

Suatu sel dapat berfungsi dengan baik hanya kalau ada protein enzim yang tepat di dalam sel itu. Sebagian besar pesan berkode di dalam DNA menentukan jenis protein yang harus dibuat pada waktu tertentu.

Namun, DNA tidak terlalu penting dan berharga untuk dipakai berkali-kali dalam proses pembuatan protein. Oleh karena itu instruksi untuk proses ini ditranskripsikan, atau disalin menjadi molekul pekerja RNA. RNA inilah yang membuat protein.

Urutan tiga basa nukleotida yang dikenal sebagai triplet merupakan kode genetik (kodon) untuk membentuk asam amino penyusun protein.

Tahap-Tahap Sintesis Protein

Sintesis protein merupakan suatu proses yang komplek, termasuk di dalamnya penerjemahan kode-kode pada RNA menjadi polipeptida. Sintesis protein melibatkan DNA, RNA, ribosom, asam amino, dan enzim. (Slamet Santosa, 2004: 134). Sintesis protein membutuhkan bahan dasar asam amino, dan berlangsung di dalam inti sel dan ribosom.

Hubungan penyandian DNA, RNA, dan protein menyangkut:

1. Replikasi DNA membentuk DNA baru.
2. Transkripsi DNA membuat cetakan mRNA.
3. Translasi sandi dari cetakan mRNA ke sekuen asam amino yang spesifik suatu protein.

Proses sintesis protein ada 2 tahap, yaitu:

1. Transkripsi

a. Berlangsung dalam inti sel.
b. Dimulai dengan membukanya pita "Double Helix" oleh enzim DNA polymerase.
c. Pita DNA yang berfungsi sebagai pencetakan RNA disebut pita template atau sense (kodogen) dan pita DNA yang tidak mencetakan RNA disebut dengan pita antisense.
d. Pita RNA dibentuk sepanjang pita DNA pencetak dengan urutan basa nitrogennya komplementer dengan basa nitrogen yang ada pada pita cetakan DNA.
e. Pita RNA yang telah selesai menerima pesan genetik dari pita DNA pencetak segera meninggalkan inti nukleus menuju ke ribosom, tempat sintesis protein dalam sitoplasma. Pita RNA menempatkan diri pada leher ribosom.
f. RNA yang ada dalam sitoplasma bersiap-siap untuk berperan dalam proses sintesis protein berikutnya. Setiap satu RNA ini, mengikat satu asam amino yang mengandung ATP.

2. Translasi

a. RNAd dan RNAt setelah sampai di ribosom selanjutnya tiga basa nitrogen pada antikodon RNAt berpasangan dengan tiga basa nitrogen pada kodon RNAd. Misalnya AUG pada kodon RNAd berpasangan dengan UAC pada antikodon RNAt, sehingga asam amino diikat oleh RNAt adalah metionin.
Dengan demikian nama asam amino merupakan terjemahan dari basa-basa nitrogen yang ada pada RNAd.
b. Ribosom dengan RNAd bergerak satu dengan yang lainnya.
c. Sebuah asam amino ditambahkan pada protein yang dibentuk.
d. Asam amino yang pertama (metionin) segera lepas dari RNAt kembali ke sitoplasma untuk mengulang fungsinya dengan cara yang sama. RNAt berikutnya datang untuk berpasangan dengan kodon RNAd berikutnya.
e. Proses keseluruhan ini berkesinambungan sampai terbentuk polipeptida tertentu yang terdiri dari asam amino dengan urutan basa nitrogen tertentu.

Kode Genetik

Kode genetik, yaitu instruksi berupa kode-kode yang merumuskan jenis protein yang akan dibuat. Instruksi kode genetik tersebut diperintahkan oleh DNA dalam sintesis protein.

Ciri-ciri Kode Genetik menurut Nirenberg, dkk (1961), yaitu:

1. Terdiri dari triplet, artinya tiap 1 kodon terdiri dari 3 basa.
2. Non overlapping, artinya susunan 3 basa pada kodon berbeda dengan kodon yang lain.
3. Degenerate, artinya 1 asam amino mempunyai kodon lebih dari satu.
4. Universal, artinya kode yang sama berlaku untuk semua makhluk hidup.

Ciri khas protein ditentukan oleh jumlah asam amino, macam, dan urutan asam amino yang membangun. Terdapat 20 macam asam amino di alam tersusun dari 4 macam basa nitrogen pada molekul RNAd, yaitu Adenin (A), Urasil (U), Sitosin (S), dan Guanin (G).

Dari keempat basa tersebut dapat tersusun 64 triplet kodon, padahal macam asam amino yang ada hanya 20. Dengan demikian terdapat kodon- kodon sinonim (degenerate), artinya satu asam amino dikode lebih dari satu kodon.
close