Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Konsep dan Hukum Permintaan

Konsep Permintaan

Dalam kehidupan sehari-hari, agar kebutuhannya terpenuhi maka masyarakat selaku konsumen membeli barang dan jasa atau keperluannya. Berapa jumlah barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen, biasanya dalam percakapan sehari-hari dinamakan permintaan. 

Permintaan terhadap sejumlah barang dan jasa dapat terwujud apabila didukung dengan daya beli konsumen. Permintaan erat kaitannya dengan hubungan antara jumlah harga barang. Permintaan merupakan jumlah suatu barang dan jasa yang dibeli oleh para konsumen pada berbagai kemungkinan tingkat harga yang berlaku, pada waktu tertentu, dan pada tempat tertentu.

Salah satu cara adalah dengan menggunakan skedul permintaan. Skedul permintaan merupakan tabulasi angka yang menggam- barkan atau memperlihatkan jumlah barang yang diminta dengan harga tertentu.

Skedul permintaan dan kurva permintaan dibuat berdasarkan asumsi ceteris paribus. Ceteris paribus adalah suatu asumsi bahwa semua faktor lain yang turut mempengaruhi dianggap tidak berubah atau konstan. Apabila faktor lain yang turut mempengaruhi permintaan berubah maka permintaan tersebut tidak dapat ditunjukkan dengan kurva permintaan yang semula.

Suatu kurva permintaan bergeser dalam banyak cara; dua di antaranya sangat penting. Apabila barang yang dibeli pada setiap harga lebih banyak, maka kurva permintaan bergeser ke kanan, sehingga setiap harga menunjukkan kuantitas yang lebih besar dari sebelumnya. Apabila barang yang dibeli pada setiap harga lebih sedikit, kurva permintaan bergeser ke kiri sehingga pada setiap harga menunjukkan kuantitas yang lebih sedikit dari sebelumnya.


Hukum Permintaan

Hukum permintaan pada dasarnya menerangkan mengenai sifat hubungan antara perubahan harga suatu barang dan perubahan jumlah barang yang diminta. Hukum permintaan menjelaskan bahwa apabila harga barang turun permintaan akan bertambah dan apabila harga barang naik permintaan berkurang.

Latar belakang berkenaan dengan hukum permintaan tersebut adalah orang harus memenuhi kebutuhannya sebatas pendapatan tertentu. Setiap benda atau barang pemenuhan kebutuhan mempunyai kegunaannya masing-masing (utlity). Dengan demikian, orang akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan dengan menyamakan pertambahan kegunaan benda pemuas kebutuhan yang dikonsumsinya (utilitas marginal).

Setiap orang akan merasa puas apabila dapat memenuhi kebutuhan akan beras dan ikan misalnya. Hal ini mungkin akan terwujud apabila benda pemuas kebutuhan tersebut (beras dan ikan) memiliki keadaan utilitas marginal yang sama. 

Maksudnya, setiap benda pemuas kebutuhan akan diminta jika keadaan utilitas marginal dari setiap uang yang dibelanjakan atas barang itu jumlahnya sama dengan utilitas marginal dari setiap uang apabila dibelanjakan barang lain.