Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor-faktor yang Menyebabkan Hukum Permintaan Berlaku dan Tidak Berlaku

1. Faktor-faktor yang Menyebabkan Hukum Permintaan  Berlaku

Apabila kita simak mengenai berlakunya hukum permintaan, menunjukkan bahwa pada dasarnya hanya menitikberatkan pada pengaruh harga barang dan jumlah barang yang diminta. Pada kenyataannya, perubahan jumlah suatu barang yang beredar dan dibeli tidak hanya dipengaruhi oleh faktor harga saja, melainkan oleh faktor-faktor berikut.


a. Adanya Barang yang Mernpunyai Hubungan Erat (Substitusi)

Sesuai dengan hukum permintaan, bahwa jumlah suatu barang yang diminta akan berubah apabila barang-barang yang mempunyai hubungan erat juga berubah. Misalnya antara beras, jagung, sagu, dan ketela. Jika harga beras naik, maka kemungkinan konsumen akan membeli jagung yang harganya lebih murah atau membeli yang lainnya. 

Demikian sebaliknya, harga beras murah, kemungkinan konsumen yang sebelumnya mengkonsumsi jagung akan membeli beras. Dengan kata lain, konsumen yang tadinya makan jagung akan beralih makan beras, sehingga menjadikan bertambahnya permintaan beras.


b. Penghasilan Konsurnen

Bagi barang normal, seorang buruh bangunan menerima penghasilan tambahan, maka kecenderungan orang tersebut akan meningkatkan pembeliannya terhadap beras. Sedangkan untuk barang inferior, apabila penghasilan seseorang tinggi, ia tidak membeli beras lebih banyak lagi melainkan akan menggunakan uangnya untuk menambah lauk-pauk, baik jumlah, kualitas maupun variasinya. Bagi sebagian masyarakat yang berpenghasilan tinggi konsepsinya tidak lagi kenyang secara fisik, tetapi "kenyang secara gizi".

Dalam kenyataan sehari-hari, agaknya sudah menjadi semacam kebiasaan apabila penghasilan konsumen ada kenaikan, biasanya berpengaruh pada permintaan suatu barang. Untuk barang-barang yang meningkat permintaannya sehubungan dengan meningkatnya penghasilan konsumen, disebut barang normal. 

Sedangkan apabila permintaan akan barang berkurang pada saat penghasilan konsumen meningkat, disebut barang inferior. Mengenai barang inferior ini sebenarnya bersifat relatif, maksudnya suatu barang yang dianggap inferior oleh seseorang, untuk keperluan orang lain belum tentu dianggap sebagai barang inferior.


c. Selera Konsurnen

Masalah permintaan akan suatu barang juga dipengaruhi oleh selera konsumen. Apabila selera konsumen terhadap suatu barang meningkat (baik kesenangan atau kegemarannya) maka permintaan atas barang tersebut akan naik. Hal tersebut berlaku sebaliknya.


d. Faktor Non Ekonornis

Masalah non ekonomis juga dapat menyebabkan bertambahnya permintaan, meskipun tidak mutlak demikian. Salah satu contohnya apabila jumlah penduduk bertambah dan diikuti dengan semakin luasnya kesempatan kerja, maka akan semakin banyak orang menerima penghasilan. 

Hal ini berarti akan menambah daya beli yang pada dasarnya akan menambah permintaan. Selain pertambahan penduduk, faktor non-ekonomis lainnya adalah adanya bencana alam, gangguan keamanan dalam masyarakat, tradisi, dan mode.

1) Tradisi
Apabila pemakaian suatu barang sudah menjadi tradisi, walaupun kenaikan harga cukup tinggi, orang akan tetap membelinya, maka permintaan ini bersifat inelastis, tetapi apabila tidak didasarkan tradisi permintaan akan bersifat elastis.

2) Mode
Mode juga memengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Apabila barang tersebut sedang digandrungi oleh masyarakat, maka berapa pun naiknya harga akan tetap dibeli, maka permintaan akan bersifat inelastis, demikian sebaliknya.


2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Hukum Permintaan Tidak Berlaku


Hukum permintaan dapat berlaku apabila terjadi ceteris paribus. Hukum permintaan tidak dapat berlaku apabila terdapat faktor-faktor berikut.

a. Barang Inferior

Merupakan barang yang apabila harganya turun maka jumlahnya akan semakin sedikit diminta oleh konsumen dan sebaliknya.

b. Hubungan Kualitas Harga

Konsumen seringkali hanya menggunakan patokan harga sebagai pedoman kualitas. Hal ini disebabkan kurang lengkapnya atau sangat sedikitnya informasi yang diterima berkenaan dengan barang-barang yang dimaksudkan. Akibatnya harga barang-barang yang diminta tinggi, karena konsumen beranggapan kalau barang-barang mahal mempunyai kualitas barang yang lebih baik daripada barang yang harganya lebih rendah.

c. Kermungkinan Harga Akan Berubah

Pada saat harga suatu barang tertentu mengalami kenaikan, permintaan akan barang tersebut juga akan mencapai kenaikan. Hal tersebut dikarenakan masyarakat mempunyai kekhawatiran apabila barang akan terus naik. contoh di masa inflasi harga barang naik tetapi masyarakat justru menambah jumlah barang yang diminta melebihi kebutuhannya karena takut harga akan semakin naik.


Perubahan Permintaan

Dengan adanya faktor-faktor tersebut di atas, ada kemungkinan jumlah barang yang dibeli (permintaan) akan naik atau turun, meskipun harga tidak berubah. Gejala yang seperti ini dinamakan pergeseran atau perubahan permintaan. 

Terjadinya penurunan permintaan berarti pada setiap tingkat harga lebih sedikit permintaan. Pergeseran ke kiri disebabkan antara lain penurunan pendapatan, turunnya harga salah satu barang substitusi, suatu kenaikan harga barang, ataupun adanya perubahan selera konsumen, sedangkan adanya kenaikan permintaan berarti lebih banyak yang diminta pada setiap tingkat harga. 

Suatu pergeseran ke kanan dapat disebabkan adanya kenaikan pendapatan, kenaikan harga barang substitusi, selera kosumen yang menyukai barang tersebut, kenaikan jumlah penduduk.

Pada dasarnya dalam membahas hubungan antara harga dan jumlah permintaan dengan pendekatan matematis ini memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan cara grafis. Keunggulan atau kelebihannya terletak pada tidak diharuskannya ada persyaratan ceteris paribus.