.link-list { font-family: Arial, sans-serif; font-size: 16px; border: 1px solid #ccc; border-radius: 5px; background-color: #fff; padding: 10px; margin: 20px; } .link-list ul { list-style: none; margin: 0; padding: 0; } .link-list li { margin-bottom: 10px; } .link-list a { text-decoration: none; color: #148199; transition: all 0.3s ease; } .link-list a:hover { color: #c0392b; }
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nilai Guna Barang dan Jasa dan Masalah Ekonomi yang Dihadapi Konsumen

Nilai Guna Barang

Pada hakikatnya manusia memerlukan barang dan jasa karena barang dan jasa itu memberikan kepuasan, manfaat, dan guna (utility) baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun yang dimaksud dengan nilai guna di dalam teori ekonomi adalah suatu kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dengan mengonsumsi barang-barang. Apabila kepuasan itu makin tinggi maka makin tinggi pulalah nilai gunanya atau utilitynya.

Selanjutnya nilai guna barang dan jasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai pakai dan nilai tukar.


1. Nilai Pakai (Vatue in Use)

Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang dan jasa untuk digunakan oleh konsumen. Nilai pakai dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai pakai subjektif dan nilai pakai objektif.

a. Nilai Pakai Subjektif merupakan pengertian yang diberikan oleh seseorang terhadap sesuatu benda, sehubungan dengan benda tersebut dapat memenuhi kebutuhannya, atau kemampuan sesuatu benda untuk dapat dipakai dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Misalnya kacamata resep dokter, lukisan, dan intan mutiara.

b. Nilai Pakai Objektif merupakan pengertian yang diberikan terhadap sesuatu benda sehubungan dengan benda tersebut dapat memenuhi kebutuhan orang pada umumnya, atau kemampuan sesuatu benda untuk dapat dipakai dalam memenuhi kebutuhan pada umumnya. Misalnya beras, pakaian, dan perumahan.


2. Nilai Tukar (Vatue in Exchange)

Nilai tukar adalah kemampuan suatu barang untuk ditukar dengan barang lainnya. Nilai tukar dibedakan menjadi dua, yaitu nilai tukar subjektif dan nilai tukar objektif.

a. Nilai Tukar Subjektif ialah arti yang diberikan oleh seseorang terhadap sesuatu benda sehubungan dengan benda tersebut dapat ditukar dengan benda lain. Dapat juga dikatakan bahwa nilai tukar subjektif kemampuan sesuatu benda sehubungan dengan penilaian seseorang bahwa benda tersebut dapat ditukarkan dengan benda lain. Misalnya petani memiliki pedati.

b. Nilai Tukar Objektif merupakan nilai yang diberikan sehubungan dengan benda tersebut dapat ditukarkan dengan benda lain atau kemampuan sesuatu benda sehubungan dengan benda tersebut dapat ditukar dengan benda lain. Misalnya emas dan uang.

Ada beberapa asumsi yang merupakan dasar pemikiran untuk membahas perilaku konsumen yaitu dasar untuk mengukur daya guna suatu barang dan jasa. Asumsi-asumsi barang dan jasa antara lain sebagai berikut.
a. Konsumen bersifat rasional.
b. Konsumen mempunyai tujuan ideal dalam membeli dan memakai barang.
c. Konsumen bersifat logis.
d. Hakikatnya konsumen itu dianggap manusia sebagai homo economicus.

Setiap barang dan jasa memberikan daya guna pada pemakainya, makin banyak barang yang digunakan, maka makin tinggi daya guna total yang diperolehnya. Akan tetapi, laju pertambahan daya guna yang diperoleh karena mengonsumsikan satu kesatuan barang makin lama makin rendah. Jumlah pertambahannya dapat menjadi nol dan apabila penambahan konsumsinya diteruskan jumlahnya bahkan menjadi negatif.

Hukum Gossen I yang menyatakan sebagai berikut.
Pemuas kebutuhan yang dilakukan secara terus menerus oleh seseorang maka kenikmatannya akan semakin bertambah sampai pada titik optimum, tetapi setelah itu pertambahan kenikmatan semakin lama semakin berkurang bahkan akan negatif.

Hukum Gossen II yaitu manusia berusaha memuaskan kebutuhan yang beraneka ragam sampai pada titik intensitas yang sama atau harmonis. contohnya seseorang memiliki sejumlah uang untuk memuaskan kebutuhannya dia membeli makanan, pakaian, peralatan rumah tangga, rekreasi, dan pendidikan.


Masalah Ekonomi yang Dihadapi Konsumen

Manusia selalu ingin hidup layak dan terpenuhi semua kebutuhan hidupnya. Persoalan yang muncul adalah bagaimana dengan penghasilan tertentu orang dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya dengan sebaik mungkin.

Untuk menghadapi persoalan seperti di atas, seorang konsumen harus bertindak rasional dalam membelanjakan uangnya secara ekonomis. Bertindak ekonomis artinya setiap pengeluaran harus dipertimbangkan dengan penghasilan. 

Terpenuhinya kebutuhan akan menimbulkan rasa kepuasan. Hasil yang diperoleh dari mengonsumsi barang dan jasa adalah kepuasan (satislaction). Kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut kegunaan atau manfaat (utility).
close