.link-list { font-family: Arial, sans-serif; font-size: 16px; border: 1px solid #ccc; border-radius: 5px; background-color: #fff; padding: 10px; margin: 20px; } .link-list ul { list-style: none; margin: 0; padding: 0; } .link-list li { margin-bottom: 10px; } .link-list a { text-decoration: none; color: #148199; transition: all 0.3s ease; } .link-list a:hover { color: #c0392b; }
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Peran Nilai dan Norma Sosial

Kehidupan masyarakat menjadi tidak teratur, orang mulai bertindak sesuka hatinya, tanpa memedulikan kepentingan orang lain. Orang yang berkuasa dan mempunyai kekuatan akan menjadi semakin kuat, sedangkan orang yang lemah akan semakin tertindas.

Terjadi ketidakjelasan antara mana yang baik dan buruk sehingga segala sesuatu yang dilakukan hanya dipandang dari sudut si pelaku tindakan. Situasi ini mendorong munculnya anomic society.

Oleh karena itulah, norma serta nilai sosial dibentuk dan disepakati bersama. Tidak dapat dimungkiri bahwa nilai dan norma dijadikan sebagai pelindung dari tindakan destruktif orang lain terhadap diri. Secara umum, adanya nilai dan norma membentuk keadaan masyarakat yang teratur serta harmonis.

Secara garis besar, nilai dan norma sosial memiliki peranan yang berarti bagi individu anggota suatu masyarakat maupun masyarakat secara keseluruhan. Peran-peran tersebut antara lain:


1. Sebagai Petunjuk Arah (Orientasi)

Bersikap dan Bertindak Nilai dan norma sosial berfungsi sebagai petunjuk arah dalam bersikap dan bertindak. Ini berarti nilai dan norma telah melekat pada  diri  individu  atau  masyarakat  sebagai  suatu  petunjuk perilaku yang diyakini kebenarannya.

Misalnya, sebagai seorang kepala RT, Pak Jaya memegang teguh nilai kejujuran. Setiap tindakan dan tutur katanya mencerminkan kejujuran. Suatu saat ia mengetahui bahwa salah satu teman sekerjanya menyelewengkan dana pemerintah untuk kepentingan sendiri, tanpa ragu-ragu ia menegurnya dan meminta untuk tidak mengulanginya.

Dari sinilah terlihat adanya nilai dan norma menjadi petunjuk arah bersikap dan bertindak seseorang. Nilai kejujuran yang dipegang oleh Pak Jaya membatasinya untuk bersikap dan bertingkah laku sama seperti teman sekerjanya walaupun hal itu menguntungkan.

Sikap dan tindakan Pak Jaya selanjutnya dapat dicontoh oleh warga masyarakat yang lain dalam berbagai segi kehidupan. Dengan demikian, warga masyarakat akan berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh sistem nilai dan norma.


2. Sebagai Pemandu dan Pengontrol bagi Sikap dan Tindakan Manusia

Selain sebagai petunjuk arah bagi manusia untuk bersikap dan bertindak, nilai dan norma sosial juga berfungsi sebagai pemandu dan pengontrol sikap dan tindakan manusia. Melalui nilai dan norma inilah, setiap individu dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.

Dengan acuan ini pula sikap dan tindakan manusia dapat dikontrol, apakah sudah sesuai atau telah menyimpang dari nilai.


3. Sebagai Pendorong Sikap dan Tindakan Manusia 

Nilai dan norma sosial dapat pula berfungsi sebagai alat pendorong (motivator) seseorang untuk bertingkah laku  sesuai  dengan  nilai.  Selain  itu,  mampu  pula menuntun orang untuk bersikap baik. Hal ini disebabkan nilai sosial yang baik memunculkan harapan dalam diri seseorang.

Sebagai contohnya, Pak Uli adalah seorang pengrajin yang berhasil. Dahulu ia hanyalah seorang pengrajin biasa. Karena tekad dan kerja keras serta jiwa pantang menyerah yang ia miliki, ia mampu menjadi pengrajin yang berhasil.

Keberhasilan dalam usaha mendorong rekan-rekan sekerjanya melakukan hal yang sama. Memegang nilai-nilai dan norma yang sama dengan harapan mampu mencapai sebuah keberhasilan yang sama pula.


4. Sebagai Benteng Perlindungan bagi Keberadaan Masyarakat 

Sebagaimana telah diungkapkan pada pembahasan di atas, bahwa adanya nilai dan norma dalam suatu tatanan pergaulan merupakan pelindung terhadap perilaku-perilaku yang menyimpang.

Terutama bagi pihak-pihak yang lemah. Tanpa adanya nilai dan norma dalam masyarakat, terkadang kepentingan-kepentingan pihak lemah akan dirampas secara paksa oleh pihak-pihak yang kuat. Oleh karena itu, nilai dan norma berfungsi sebagai benteng perlindungan.


5. Sebagai Alat Pemersatu Anggota Masyarakat

Dengan adanya nilai dan norma yang sama dalam suatu masyarakat, maka antara satu anggota dengan anggota yang lain mempunyai hubungan yang erat. Hal ini berarti, semakin kuat pemahaman dan penghayatan nilai sosial oleh para anggotanya, semakin kuat pula ikatan dalam suatu kelompok.

Sebagai  contohnya,  kelompok  orang-orang  yang menjunjung tinggi nilai kejujuran pada saat ujian, kelompok orangorang yang menjunjung tinggi nilai keorganisasian, dan lain-lain. Di antara setiap anggota tersebut memiliki ikatan yang erat satu sama lain.
close