Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fungsi dan Kegunaan Sejarah

Tujuan Penulisan dan Guna Sejarah

Sejarawan Louis Gottschalk dalam karyanya Mengerti Sejarah (Louis Gottschalk, 1975), menyebutkan setidaknya ada empat kegunaan sejarah dalam hidup manusia, yaitu:

Sejarah sebagai pelajaran

Pengalaman adalah guru yang terbaik dan manusia banyak belajar dari pengalaman hidupnya baik pengalaman dirinya maupun dari pengalaman orang lain atau generasi sebelumnya. 

Pengalaman merupakan peristiwa masa lalu dan dari peristiwa itulah kita dapat mengambil hikmahnya (pelajaran), sebagai contoh kemajemukan masyarakat Indonesia pada masa lalu di manfaatkan oleh penjajah untuk melakukan devide et impera, dan berhasil, akibatnya bangsa Indonesia dijajah sampai ratusan tahun lamanya. 

Peristiwa masa lalu tersebut memberikan pelajaran kepada generasi sekarang, sehingga generasi sekarang harus mampu memandang kemajemukan bukan sebagai hal negatif, tetapi harus di sikapi secara positif. 

Contoh lain misalnya dapat kita ambil dalam peristiwa Revolusi Kemerdekaaan tahunb 1945-1950. Masyarakat Indonesia bersatu padu untuk melawan ancaman penjajah, tanpa memandang agama, suku, dan ras, selain tujuan kemerdekaan bangsa sepenuhnya.


Sejarah sebagai Inspirasi

Berbagai peristiwa masa lalu dapat memberikan inspirasi (ilham) pada generasi berikutnya. Masa sekarang dan yang akan datang tidak akan terlepas dari masa lalu karena waktu merupakan sebuah garis linier, tidak ada suatu peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, tidak ada peristiwa masa kini yang terputus dari peristiwa masa lampau. 

Dengan memahami masa lalu manusia dapat menarik benang merahnya dengan masa kini, contoh sesorang menjadi anggota TNI setelah terinspirasi oleh kepahlawanan Jendral Sudirman.


Sejarah sebagai Rekreasi

Setiap sejarah selalu bersamaan dengan unsur kebudayaannya, sehingga ketika membicarakan sejarah sering dikaitkan dengan benda peninggalan masa lampau seperti candi, keraton, patung dan benda budaya lainnya. 

Orang mengunjungi keraton, candi atau museum sebetulnya orang tersebut telah menjadikan sejarah dengan fungsi (kegunaan) rekreasi(hiburan). 

Banyak buku- buku sejarah yang ditulis, termasuk di dalamnya biografi ataupun auto biografi, semua itu merupakan sejarah sebagai kisah. ketika orang membaca kemudian menjadi senang dan tertarik karena tulisan dan gaya bahasanya yang komunikatif. sehingga pembaca dapat berimajinasi dengan isi bacaan buku-buku sejarah tersebut, maka sejarah mempunyai guna rekreatif (hiburan) seperti layaknya orang membaca sebuah buku novel (Kuntowijoyo, 1995).


Sejarah sebagai Ilmu

Sejarah dibawakan oleh sejarawan melalui proses heuristik (pencarian fakta), dilanjutkan dengan kritik sumber, proses interpretasi (penafsiran), diproses berdasarkan subjektifitas sejarawan dalam memahai sebuah peristiwa sejarah, dan ditulis menjadi sebuah catatan. 

Catatan itulah yang disebut sebagai sejarah itu sendiri. Jadi sejarah dan masa lampau merupakan suatu hal yang berbeda tetapi berkaitan. Sejarah sendiri adalah kumpulan fakta peristiwa yang telah dipastikan. 

Sebuah peristiwa akan menjadi sebuah sejarah tergantung pada pandangan sejarawan, sebagaimana diumpakan oleh E.H.Carr dalam buku Apa Itu Sejarah (2014). Fakta- fakta sejarah bagaikan sebuah ikan di penjual ikan, sejarawan akan mengumpulkannya, membawa nya pulang, serta memasak dan menyajikannya dengan gaya apapun yang menarik baginya. 

Jadi jika kita pikirkan secara mendalam maksud dari perumpaaan diatas adalah bahwa sebuah karya sejarah akan muncul sesuai dengan sudut pandang atau keinginan sejarawan tersebut dalam penulisannya. 

Jadi jelaslah bahwa fakta sejarah yang dapat menghasilkan penggambaran yang berbeda dari suatu peristiwa sejarah, hal tersebut didasarkan pandangan yang berbeda dari setiap Sejarawan berdasarkan subjektifitasnya.