Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hubungan Antarrealitas Sosial

Antarrealitas Sosial

Hubungan yang terjadi antaranggota masyarakat, mencerminkan adanya hubungan antarrealitas sosial yang ada. Berikut ini dijelaskan adanya hubungan antar realitas sosial itu:
  • Hubungan antara Nilai Sosial dengan Interaksi Sosial

Berlangsungnya suatu interaksi sosial di masyarakat tidak dapat dilepaskan dari pengaruh nilai-nilai yang berlaku di masyarakat itu. Hal ini terjadi karena seseorang dalam bertindak harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku. Misalnya, ketika ada orang asing menanyakan alamat tertentu, maka dengan senang hati Anda akan menjawabnya sejelas mungkin. Itu karena tindakan Anda didasari oleh kesadaran menjunjung tinggi nilai tolong-menolong.
  • Hubungan antara Norma Sosial dengan Interaksi Sosial

Agar pergaulan dalam masyarakat tertib dan teratur dibutuhkan aturan- aturan atau norma-norma yang dapat mengarahkan interaksi sosial. Sebaliknya, interaksi sosial yang dilakukan seseorang akan selalu dipengaruhi oleh norma- norma yang berlaku.
  • Hubungan antara Status dan Peranan Sosial dengan Interaksi Sosial

Setiap orang memiliki status dan peran tertentu di dalam masyarakat yang harus dijalankannya. Seorang yang berstatus sebagai ustad atau pendeta memiliki peran sebagai pembimbing masyarakat dalam kehidupan beragama. Dengan peran sebagai pembimbing, maka tingkah laku atau tindakan sosial seorang pemuka agama tersebut harus mencerminkan perilaku yang dapat dicontoh. Di sinilah terlihat hubungan antara status dan peran sosial dengan interaksi sosial. Status sosial memberi bentuk dan pola terhadap interaksi sosial.
  • Hubungan antara Kebutuhan Dasar, Norma, dan Istitusi Sosial

Manusia yang tinggal di dalam suatu masyarakat memiliki kebutuhan dasar, salah satunya yaitu pengaturan ikatan kekeluargaan. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan itu, diciptakanlah seperangkat norma. Norma seperti ini, mungkin berbeda dengan norma sejenis yang dimiliki masyarakat lain. Misalnya serangkaian norma itu adalah:
a. Seorang lelaki yang telah cukup dewasa dapat menikahi seorang wanita yang cukup dewasa,
b. Pernikahan di antara lelaki dan wanita berdasarkan rasa cinta yang tulus,
c. Pernikahan diatur sesuai dengan kepercayaan yang mereka anut,
d. Seorang lelaki hanya boleh menikahi seorang perempuan, dan sebaliknya,
e. Pergaulan lelaki dan wanita tidak boleh melanggar batas tertentu apabila keduanya belum menikah,
f. Seorang  suami  wajib  memberi  nafkah lahir dan batin kepada istrinya,
g. Seorang istri wajib patuh kepada suaminya, dan
h. Apabila terpaksa terjadi perceraian, maka diselesaikan melalui pengadilan yang akan menentukan hak dan kewajiban masing-masing.

Semua norma itu saling berkaitan dan membentuk suatu rangkaian norma yang disebut sebagai institusi perkawinan atau pranata keluarga.

Hubungan antara Peran Sosial dengan Kebudayaan

Peran sosial tidak terjadi secara naluriah, tetapi dipelajari dari kebudayaan masyarakat. Kebudayaanlah yang menentukan bagaimana seharusnya setiap orang berperan. Orang mempelajari banyak peran selama masa kanak-kanaknya dengan mengamati orang tuanya dan orang dewasa lainnya.

Hubungan antara Kelas Sosial dengan Interaksi Sosial

Kelas sosial memengaruhi tingkah laku seseorang, nilai-nilai yang dianut, dan gaya hidup orang yang berada dalam kelas sosial tersebut. Orang-orang yang berasal dari kelas atas misalnya. Orang-orang kelas atas menyadari akan posisi mereka yang istimewa dan mencoba menjaga keistimewaan itu dengan melakukan perkawinan hanya dengan orang-orang yang berasal dari kelas mereka sendiri. Lain lagi dengan orang-orang dari kelas bawah yang pada umumnya kurang berpendidikan, mereka bekerja pada bidang-bidang yang tidak membutuhkan keterampilan khusus.