Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengaruh terhadap Perlengkapan Rumah Tangga

Anda tentu memiliki teman yang berasal dari latar belakang berbeda-beda. Jika sesekali Anda saling berkunjung ke rumah teman-teman tersebut, tentu akan Anda temui beberapa perbedaan perlengkapan di rumah masing-masing.

Banyak orang yang penataan rumahnya menandakan asal-usul kelompok sosialnya.

Keunikan-keunikan itu seharusnya menjadi kebanggaan kita, karena kita menjadi semakin kaya akan nuansa persahabatan.

Bagaimana dengan perlengkapan di rumah Anda sendiri, adakah perbedaannya dengan perlengkapan di rumah teman-teman Anda?

Orang-orang kota yang berasal dari daerah atau suku tertentu biasanya menggunakan benda-benda pusaka (walaupun tiruannya) untuk dijadikan pajangan penghias ruang tamu. Misalnya:

1. Orang Jawa memasang beberapa tokoh wayang kulit idolanya atau keris antik berhias juntai-juntai.
2. Orang Papua menggunakan senjata tradisional untuk menghias ruang tamu.
3. Orang Kalimantan memasang kain tenun khas daerahnya sebagai penghias dinding ruang keluarga, dan lain-lain.

Perbedaan latar belakang etnik sangat jelas memberikan pengaruh terhadap bentuk dan model bangunan rumah masing-masing. Hampir setiap suku bangsa memiliki model rumah tradisional.

Walaupun budaya arsitektur modern telah berkembang begitu jauh, namun ciri-ciri bangunan tradisional masih sering dijadikan acuan membangun rumah.

Semua itu menandakan adanya pengaruh diferensiasi sosial terhadap perlengkapan rumah tangga.

Sementara itu, stratifikasi sosial yang menciptakan kelas-kelas dalam masyarakat juga memiliki pengaruh tertentu terhadap perlengkapan rumah tangga.

Kelas sosial yang paling umum di masyarakat modern saat ini yaitu:

1. Kelas atas
2. Kelas menengah
3. Kelas bawah

Ketiganya mengembangkan nilai dan norma sosial tertentu yang akhirnya tercermin juga pada tempat tinggal mereka.

Di samping norma dan nilai, kemampuan ekonomi juga menjadi faktor penentu keadaan perlengkapan rumah tangga mereka.

1. Orang kaya, pada umumnya tinggal di rumah yang mewah dan besar.

2. Orang-orang dari kelas sosial menengah tinggal di rumah yang sederhana atau mereka tinggal di kawasan hunian bersama-sama dengan orang-orang lain yang sekelas. Sementara itu,

3. Orang-orang dari kelas bawah tinggal di rumah semi permanen (rumah kayu berpondasi tembok) atau tidak permanen (rumah dari kayu atau bambu berlantai tanah) dan orang miskin di kota, mereka tinggal di ruang-ruang sempit dan kumuh, terkadang mereka menghuni tanah-tanah ilegal. Semua itu merupakan dampak dari kemiskinan.