Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

AKM Asesmen Kompetensi Minimum dan Implikasinya pada Pembelajaran

AKM  Asesmen Kompetensi Minimum dan Implikasinya pada Pembelajaran - Asesmen   Nasional   merupakan   upaya   untuk   memotret   secara komprehensif mutu proses dan hasil belajar satuan pendidikan dasar 1 dan menengah di seluruh Indonesia. Informasi yang diperoleh dari asesmen nasional diharapkan digunakan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di satuan pendidikan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu hasil belajar murid.

Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah literasi membaca serta literasi matematika (numerasi). Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat. Berbeda dengan asesmen berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan untuk sukses pada berbagai mata pelajaran.

AKM  Asesmen Kompetensi Minimum dan Implikasinya pada Pembelajaran - www.jalurppg.id


Pemanfaatan Hasil AKM untuk Menguasai Konten:
Implikasi Pembelajaran Lintas Mata Pelajaran

Contoh Strategi Penguasaan Konten di Mata Pelajaran IPS

Pelaporan tingkat kompetensi dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh berikut:

"Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik."

Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Berikut contoh strategi  pembelajaran yang disesuaikan dengan empat tingkat kompetensi literasi membaca murid:

1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual dan pendampingan  khusus.

2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh.

3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi, namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi.

4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.


Contoh Strategi Penguasaan Konten di Mata Pelajaran Fisika


"Guru fisika melakukan aktivitas percobaan dan murid akan melakukan pencatatan data, penyajian data, melakukan interpretasi serta menarik kesimpulan hasil percobaan."

Dari contoh ini, diinformasikan empat tingkat kompetensi dengan tindak lanjut yang perlu diberikan:

1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus memiliki penguasaan konsep matematika yang sangat minimal. Murid ini  perlu didampingi mulai dari pencatatan data serta dilakukan diskusi untuk memvalidasi hasil pencatatan data. Diskusi dapat dilakukan dengan teman yang kompetensi numerasinya cakap ataupun mahir.

2. Murid di tingkat Dasar sudah menguasai konsep dasar, namun masih kesulitan untuk menerapkan dalam situasi yang relevan. Murid perlu diberi contoh cara menyajikan data atau menuangkan data hasil catatannya ke dalam bentuk penyajian yang tepat dan akurat. Interpretasi holistik mengenai data sebelum menarik kesimpulan dilakukan dalam diskusi bersama.

3. Murid di tingkat Cakap sudah memahami konsep dan mampu menerapkan konsepnya, namun perlu   diasah   kemampuan bernalarnya untuk mengetahui adanya kesalahan pada data atau anomali data. Murid dapat ditugaskan untuk membandingkan datanya dengan data kelompok lainnya kemudian membuat simpulan umum hasil penelitian dalam satu kelas. Murid dibimbing dalam menjustifikasi data yang sifatnya anomali.

4. Murid di tingkat Mahir mampu menerapkan konsep matematika yang dimiliki dalam beragam konteks serta bernalar untuk menyelesaikan masalah. Murid ini dapat ditugaskan untuk membandingkan data dirinya, data kelompok lainnya dan data dari sumber lainnya (misal, jurnal ilmiah yang relevan) kemudian membuat generalisasi hasil percobaan yang dilakukan dengan menganalisis beragam data.


Pemanfaatan Hasil AKM untuk Meningkatkan Kompetensi Literasi dan Numerasi:
Implikasi Pembelajaran Lintas Mata Pelajaran

Contoh Strategi Meningkatkan Kompetensi Literasi Membaca di Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya.


"Pelajaran Keterampilan SMP: Praktek Memasak Cireng, guru memberikan teks resep cara membuat cireng."

Dari contoh ini, diinformasikan empat tingkat kompetensi dengan tindak lanjut yang perlu diberikan:

1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus masih kesulitan untuk memahami resep secara utuh. Murid diasah kemampuan literasi membacanya tidak hanya dengan membuat cireng, namun juga membuat catatan singkat/rangkuman sederhana mengenai cara membuat cireng berdasarkan resep dari guru.

2. Murid di tingkat Dasar sudah mampu memahami resep, namun belum memiliki pemahaman yang  komprehensif. Murid  pada tingkat ini selain membuat cireng dapat ditugaskan membuat catatan singkat/ rangkuman cara membuat cireng yang disertai dengan penanda bagian penting atau bagian yang dapat dimodifikasi pada saat membuat cireng.

3. Murid di tingkat Cakap sudah memahami secara komprehensif
isi resep, namun belum mampu merefleksi dan mengevaluasi. Murid dapat diberi kebebasan untuk memodifikasi resep/cara membuat cireng, kemudian ditugaskan untuk membuat laporan perbandingan antara cara membuat cireng dengan resep hasil modifikasi dan resep dari guru.

4. Murid di tingkat Mahir sudah mampu mengevaluasi dan merefleksi resep guru. Murid di tingkat ini sebelum membuat cireng ditugaskan untuk mencari resep cireng lainnya, membandingkan resep-resep, kemudian memutuskan langkah-langkah pembuatan cireng yang akan dijadikan resep untuk dipraktikkan. Hasil telaah beberapa resep tersebut dilaporkan beserta alasan pengambilan keputusan dalam membuat cireng.

Contoh Strategi Meningkatkan Kompetensi Literasi Numerasi di Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.


"Guru olahraga memberikan teks mengenai aturan penentuan pemenang."

Dari contoh ini, diinformasikan empat tingkat kompetensi dengan tindak lanjut yang perlu diberikan:
 
1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus diberi beberapa contoh hasil pertandingan yang lengkap. Murid diminta menjabarkan nilai setiap tim dalam satu grup dan menentukan pemenangnya.

2. Murid di tingkat Dasar diberi contoh hasil pertandingan satu grup yang rumpang dan kondisi pemenang. Murid diminta menjabarkan kemungkinan hasil pertandingan yang rumpang tersebut.

3. Murid di tingkat Cakap diberi hasil pertandingan dua grup yang rumpang serta kondisi pertandingan babak selanjutnya. Murid diminta  menjabarkan  kemungkinan  hasil  pertandingan  yang rumpang.

4. Murid di tingkat Mahir diminta mengestimasi kemungkinan pemenang di babak selanjutnya berdasarkan hasil pertandingan empat grup di babak sebelumnya.

Soal AKM SMA/MA/SMK Lengkap - Lihat disini

Soal AKM SMP/MTs Lengkap - Lihat disini

Soal AKG Lengkap Lihat Disini

Selengkapnya bisa lihat dan unduh file AKM  Asesmen Kompetensi Minimum dan Implikasinya pada Pembelajaran, berikut ini.


Demikianlah informasi tentang AKM  Asesmen Kompetensi Minimum dan Implikasinya pada Pembelajaran, silahkan bagikan agar lebih bermanfaat.