Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Metode Pengkajian Kajian Sosiologi

Semua ilmu pengetahuan memiliki metode yang sesuai dengan karakteristik objek yang menjadi kajiannya. Para sosiolog menyusun teori (penjelasan mengenai suatu objek) yang berdasarkan hasil pengamatan terhadap berbagai aspek masyarakat. Mereka menggunakan metode-metode ilmiah untuk menguji teori-teori itu agar dapat diterima.

Para ahli sosiologi menggunakan empat metode utama untuk menjalankan fungsi dan perannya. Keempat metode itu adalah survei, eksperimen terkontrol, pengamatan lapangan, dan metode analisis isi.

1.  Metode Survei

Metode ini disebut juga pengumpulan pendapat publik (polling), dan paling banyak digunakan dalam sosiologi. Survei digunakan untuk mengukur sikap orang-orang mengenai berbagai hal. Para ahli sosiologi menggunakan survei untuk menentukan hubungan antara faktor-faktor seperti usia, pendidikan, dan jenis kelamin.

Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengungkap latar belakang dan opini orang yang diteliti mengenai masalah yang sedang diteliti. Ada dua macam pertanyaan survei, yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.

a. Pertanyaan terbuka; adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa uraian bebas dari respondennya. Misalnya, mengapa Anda memilih jurusan IPS?

b. Pertanyaan tertutup; menghendaki agar responden hanya memberikan jawaban sesuai dengan opsi yang disediakan. Contoh, apakah Anda sekarang sudah menikah, belum menikah, janda atau duda?

Responden menjawab dengan memilih salah satu opsi (sudah menikah, belum menikah, janda, duda) sesuai dengan keadaan dirinya.

Peneliti memilih kelompok individu untuk ditanyai sebagai sampel penelitian. Sampel dapat dipilih secara acak (random sampling), atau dapat pula dipilih sebagai perwakilan setiap bagian dalam masyarakat (proporsional sampling).

Para responden ditanyai secara pribadi atau melalui telepon, atau kuesioner yang dikirimkan melalui pos. Setelah data terkumpul, kemudian diolah meng- gunakan komputer untuk menganalisis hasil survei itu.

Metode survei dapat digunakan untuk mengetahui informasi antara lain mengenai tingkah laku, kebiasaan berbelanja para pelanggan, prasangka rasial, dan beberapa sikap dan tingah laku manusia. Metode survei juga digunakan untuk menunjukkan dengan tepat masalah sosial tertentu dan untuk mengevaluasi kondisi sosial dalam suatu masyarakat.

Survei adalah penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah subjek tertentu yang dipilih (sampel). Apabila survei dilakukan terhadap seluruh subjek dan populasi yang diteliti, namanya sensus.

Misalnya, sensus penduduk Indonesia yang dilakukan secara menyeluruh terhadap semua keluarga (penduduk) di Indonesia.

2. Metode Eksperimen Terkontrol

Eksperimen terkontrol digunakan untuk mempelajari kelompok-kelompok kecil. Hanya sedikit pengkajian sosiologi yang dapat dilaksanakan dalam sebuah laboratorium dalam kondisi yang terkontrol.

Metode ini hanya menggunakan dua atau lebih kelompok orang yang diteliti. Kedua kelompok memiliki kesamaan pada berbagai aspek, kecuali satu aspek yang akan diteliti. Aspek-aspek itu disebut variabel.

Misalnya, ada dua kelompok yang sama-sama merupakan masyarakat petani. Kelompok A adalah masyarakat petani yang berpendidikan SMA, sedangkan kelompok B hanya berpendidikan SD. Perbedaan tingkat pendidikan seperti itu disebut variabel.

Variabel dapat berupa pendidikan, usia, jenis kelamin, latar belakang ekonomi, atau beberapa ciri-ciri lain yang dapat diidentifikasi. Peneliti mengamati masing-masing kelompok untuk mengkaji apakah variabel itu menimbulkan perbedaan yang signifikan (bermakna) dalam hal sikap dan tingkah laku masing-masing anggotanya.

3. Metode Pengamatan Lapangan

Metode pengamatan lapangan melibatkan peneliti dalam masyarakat yang dipelajari. Informasi dikumpulkan melalui pengamatan dan tanya jawab dengan anggota masyarakat. Untuk itu, peneliti dapat berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat.

Dengan metode ini, peneliti mempelajari masyarakat melalui sikap, tingkah laku, dan interaksi anggota-anggotanya, dengan cara pengamatan langsung di lapangan. Peneliti kemudian menggambarkan kesimpulan umum mengenai kondisi sosial masyarakat dan mencatat penemuannya itu di dalam sebuah laporan yang disebut laporan hasil studi kasus.

Hasil studi kasus akan dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain yang sedang mempelajari masyarakat yang memiliki kesamaan. Informasi seperti ini, juga digunakan dalam sosiologi perbandingan, suatu cabang yang membahas pengujian kesamaan dan perbedaan antara dua tipe masyarakat.

Pengamatan lapangan menghasilkan  informasi  dari  tangan  pertama, tetapi itu merupakan metode yang paling rendah tingkat validitasnya dalam hal pengujian teori sosiologi.

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik mengenai satu komunitas tidak dapat diterapkan terhadap komunitas lainnya, apalagi peneliti sulit menjauhkan subjektivitasnya sebagai orang yang terlibat langsung dengan masyarakat yang ditelitinya. Sebagai tambahan, reaksi personal dari seorang peneliti terhadap individu-individu yang diobservasi dapat memengaruhi kesimpulan.

4. Metode Analisis Isi (Content Analysis)

Suatu masalah yang sedang diteliti dapat diperoleh jawabannya dengan menganalisis isi berbagai dokumen. Misalnya, berita surat kabar, majalah, arsip- arsip resmi pemerintah atau lembaga lain, karya-karya sastra, jurnal, memoar, laporan, monumen, artefak, foto, pita rekaman, dan compact disk.

Misalnya, seorang peneliti sastra bernama Robert yang menganalisis sebuah novel berjudul Para Priyayi karya Umar Kayam dari sudut pandang sosiologi.

Dalam penelitian itu, Robert berusaha mengungkap seluk-beluk kehidupan subkultur kaum priyayi Jawa melalui isi cerita dalam novel.

Dalam analisis tersebut, hipotesis yang hendak dibuktikan adalah apakah Umar Kayam sebagai seorang sosiolog-antropolog sekaligus budayawan Indonesia telah benar-benar berhasil menuangkan segala aspek sosiologis kehidupan subkultur masyarakat priyayi Jawa ke dalam cerita fiksi-sosiologis.

Selain keempat metode itu, kajian sosiologi terhadap realitas sosial juga memanfaatkan data yang telah tersedia. Data itu dapat berupa hasil penelitian bidang ilmu lain, terutama data penelitian ilmu-ilmu sosial lain seperti ekonomi, sejarah, antropologi, dan sosiologi.

Walaupun bersifat sekunder (penunjang), namun sering diperlukan untuk melengkapi kajian sosiologi. Misalnya, pemerintah daerah Anda dalam merencanakan suatu proyek pertanian tentu harus memerhatikan data ekonomis yang berupa pendapatan penduduk setempat dan data pertanahan yang diperoleh dari disiplin ilmu pertanahan.

Upaya rekonstruksi daerah korban tsunami di Aceh dan gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Klaten, juga tidak lepas dari peran sosiologi. Demikianlah sosiologi bekerja dalam menjalankan fungsinya sebagai pendukung penanganan berbagai masalah sosial.