Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengaruh Struktur Sosial terhadap Kehidupan Sehari-hari

Adanya kelompok-kelompok sosial, dan adanya kelas-kelas sosial menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap kehidupan di masyarakat. Pengaruh itu berupa terwujudnya gaya hidup yang mencerminkan ciri khas orang-orang yang menjadi anggota kelompok atau kelas sosial tertentu. Status sosial juga berpengaruh terhadap perilaku seseorang, nilai-nilai sosial yang dijunjung, dan bahkan gaya hidupnya.

Setiap kelompok sosial maupun kelas sosial seolah-olah mengembangkan gaya hidup (life style) tertentu yang bersifat eksklusif.

Gaya hidup tercermin dalam cara dan model berbusana, perlengkapan rumah tangga, cara berbahasa, jenis hiburan yang digemari, makanan dan minuman yang dikonsumsi, pilihan jenis bacaan, selera seni dan musik, serta bentuk-bentuk permainan dan kegiatan olah raga yang diikuti.

Pada awalnya, kegiatan seperti olah raga tidak digolongkan berdasar kelompok atau kelas sosial yang memainkannya. Namun, setelah pencitraan dan pembangunan nilai dilakukan oleh masing-masing kelompok dan kelas sosial maka kegiatan olah raga menjadi salah satu identitas yang bersifat eksklusif.

Misalnya, golf atau musik jazz yang saat ini dianggap kegiatan dan selera kelas atas. Proses ini sering disebut identifikasi, yaitu proses pemberian tanda dengan ciri, nilai, dan karakter yang khas.

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang sering menggunakan simbol-simbol tertentu untuk menunjukkan kelompok atau kelas sosial tempat dirinya berasal. Simbol-simbol status sosial itu mengarahkan pemahaman kita, bahwa orang tersebut adalah bagian dari kelompok atau kelas sosial tertentu.

Berbagai hal yang sering menjadi simbol status berupa cara menyapa, ragam bahasa, gaya berbicara, pola-pola komunikasi nonverbal (bahasa isyarat), penggunaan gelar, tipe dan letak tempat tinggal, dan kegiatan rekreasi.

Sering terjadi warga kelas sosial bawah meniru gaya hidup kelas atas. Namun, peniruan itu bukan berarti menaikkan status sosialnya. Gaya hidup yang sering ditiru, misalnya dalam hal membeli pakaian bermerek.

Orang kaya biasanya membeli dan mengenakan sepatu bermerek. Gaya hidup seperti ini sering ditiru oleh orang yang berasal dari kelas sosial bawah, misalnya dengan membeli sepatu bermerek terkenal tetapi tiruan (aspal).

Uraian di atas menunjukkan adanya pengaruh deferensiasi dan stratifikasi sosial terhadap perilaku seseorang. Dengan memperhatikan gaya hidup atau simbol-simbol status yang tampak, kita bisa mengetahui kelas sosial seseorang.